by Ahsan Hakim

Sobat muda muslim, banyak di antara teman-teman kita yang dikaruniai wajah cantik, lekuk tubuh yang aduhai, kulit seputih salju, bibir merah merekah dan sebagainya, tapi jarang sekali mereka mensyukurinya. Ada sih yang mengaku-ngaku mensyukuri karunia itu, tapi dengan cara memamerkan privasinya di tempat-tempat umum. Di sisi lain, tidak sedikit dari kaum Adam yang menikmati ‘pemandangan’ itu lalu dengan serta merta membuat klaim bahwa perbuatannya itu dalam rangka mengagumi dan menghayati ciptaan Allah SWT yang bahenol dan indehoy. Waduh!
By the way, sebelumnya mohon maaf, karena saya dalam kondisi nggak stabil ini nulisnya, alias sambil marah-marah! Hm, gimana nggak marah coba, karunia Allah –berupa kecantikan- yang telah diberikan ternyata banyak yang disalah-gunakan. Aturan Allah yang diberikan kepada kita malah disepelekan. Bukannya taat malah bikin pelanggaran! Bukankah ini namanya penghinaan? Bukankah ini akan dapat merusak citra Islam?? Bukankah ini akan merugikan saudaranya yang seiman?? Hayo, jawab!!!
Pembaca yang budiman, sebenarnya saya menulis judul ini bukan berarti saya nanti tidak menginginkan istri cantik dan malah mencari istri yang berwajah robot, bukan! Hanya saja kalau kecantikan seseorang itu justru akan mengantarkannya ke Neraka, buat apa? Apa untungnya? Rugi dong kalau kecantikan yang mereka punya hanya untuk modal berbuat dosa. Kan nggak lucu wajah cantik yang semestinya bernilai ibadah [dengan cara mensyukuri, menjaga, dan diperuntukkan bagi orang yang halal –suami-], malah menjadi “tiket” untuk masuk neraka. Itulah makanya, gara-gara banyak orang cantik di dunia ini yang besar kemungkinan masuk neraka, teman ngerumpi saya pernah nyeletuk, “Saya nanti mau masuk neraka aja ahh..” Saya Tanya, kenapa? Dia jawab, “Lha, enak dong nanti di neraka banyak orang cantiknya.” Hahaha, dasar!
Saya sendiri malah beranggapan, cantik itu boleh jadi cobaan. Bisa kamu lihat, berapa banyak wanita di jagad raya ini yang terkena cobaan kecantikan. Agar dibilang cantik, dia riya’. Agar tampak cantik, dia tabarruj. Makanya sekarang banyak cewek yang kalo pergi jjs pasti bawa tas kan? Coba tebak isinya apaan? Tidak salah lagi, peralatan perang! (Wuih, serem bener?). Iya, biar rambut selalu rapi, selalu sedia sisir (ini karena tidak berkerudung toh?). Biar wajah nggak kelihatan kucel en kumel plus mengkilap, tenang aja, udah ada kertas minyak en sabun wangi plus oil control moisturizernya. Bedak super mahal tak tanggung-tanggung siap menjadi dempul. Biar kelihatan manis dan lucu sedia juga pemerah. Pewarna alis, karena alis yang asli sudah dikerok abis. Bibir juga nggak boleh kelihatan kering, so lipgloss pun jadi super penting.
Tak ketinggalan soal kulit. Ini jelas menjadi tuntutan berat bagi para wanita. Karena kulit wanita diidentikkan dengan kulit halus, lembut dan putih. Yang namanya kulit bersisik, kasar, kering, item, masyaAllah amit-amit! Makanya banyak wanita yang menggelontorkan duit untuk beli soklin pemutih, eh, sabun pemutih. Semuanya harus nampak putih: wajah ingin putih, kulit juga putih, gigi putih, rambut juga putih. Pokoknya semua produk kosmetik yang iklannya ba-bi-bu bisa memutihkan kulit, segera dikoleksi. Padahal, mestinya sebelum membeli kosmetik pemutih, jangan hanya karena tertarik model iklan yang memang dari sononya sudah putih dan cantik itu. Kita harus kritis dong! Apakah pemutih itu sudah lulus uji coba program pemutihan kulit warga Afrika? Kalo tidak putih lantas apa jaminannya? Nah, kalo perlu kamu juga kudu tanya, apakah selesai memakai produk kosmetik itu lalu cowok-cowok dijamin bakal jatuh cinta? Walah! Hh, padahal kalo dipikir-pikir, buat apa juga assesories segitu banyak dan mahalnya kalo hanya untuk keperluan pamer kecantikan? Lebih dari itu, untuk menebarkan dosa dengan mengumbar aurat sebagai “barang jajanan”! Astaghfirullah, astaghfirullah..
Gilanya lagi, terkadang ada wanita yang dalam aksi-aksinya Cuma modal tampang doang! Sibuk permak tampilan, sementara otak melorot ke dengkul malah kurang diperhatikan. Hm, harap jangan salah faham, ini bukan bermaksud penghinaan, tapi sebuah kejujuran yang ditulis dari beberapa fakta di lapangan (Watauw! Yang kesindir harap tahan air mata ya? Hehehe). Makanya bagi yang laki-laki jangan Cuma terpesona dengan “casing luar” alias tampang belaka. Ingat pesan engkong kita: Lihat Bibit, Bebet, dan Bobotnya. Lebih jelas lagi Rasulullah SAW memberikan kriteria,
“Wanita dinikahi karena empat perkara: Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena Agamanya. Maka nikahilah yang memiliki Agama, niscaya kamu akan selamat.” (HR. Bukhari)
Yup, karena Agama. Nah, sekarang kalau ada yang bertanya, saya sendiri pilih kriteria yang mana? Maka saya jawab: Empat-empatnya! Hahaha, dilarang protes!
Perhiasan terindah
Saudara penulis, ini yang dibahas kok cuma yang cantik aja, kapan giliran yang jelek? Hahaha, sabar, sabar. Setidaknya saya punya tiga alasan kenapa saya hanya membahas yang cantik. Pertama, karena saya laki-laki. Kedua, berhubung artikel ini saya yang nulis, ya suka-suka saya. Ketiga, saya berpendapat bahwa semua wanita adalah cantik. Yah, ini karena tidak mungkin ada wanita yang ganteng kan? Ah, yang benar saja!
Kalau kamu ingat satu judul lagunya Mulan Jameela; “Makhluk Tuhan paling seksi”, yang kemudian ditafsirkan oleh Ahmad Dhani bahwa kata “seksi” yang dimaksud adalah sesuatu yang mempunyai nilai daya tarik, maka sebetulnya perempuan dalam pandangan Islam lebih dari sekedar definisi itu. Menurut rekomendasi Al-Quran, perempuan menduduki peringkat tertinggi keindahan-keindahan yang diinginkan manusia. Allah SWT berfirman,
“Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa yang diingini yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah lading” (QS. Ali-Imran:4).
Rasulullah SAW, ketika bicara soal perempuan, maka yang Beliau katakan adalah,
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (HR. Muslim)
Maka tak pelak lagi, perempuan adalah perhiasan dunia. Tak tanggung-tanggung, yang terindah! Kita sepakat itu. Cuma, kalo sudah mendapat label semacam itu lalu mau diapain? Diumbar? Gratis? Cuci gudang? Beli satu dapat dua? Bagi lelaki keong racun mungkin disambutnya sebagai anugrah, namun bagi kita-kita yang sudah ngaji, serasa ketiban musibah! Iya dong, gimana nggak dianggap musibah, lha iman kita yang jadi taruhannya! Siapa yang bertanggung jawab kalo raport keimanan kita merosot bin melorot? Okelah mereka boleh menyalahkan kitanya yang suka jelalatan (ini bagi yang jelalatan), tapi hati-hati cing!, orang yang suka mancing-mancing berbuat dosa itu termasuk absensi pertama masuk neraka! Sekali lagi, neraka! Catat itu!
Makanya, biar aja deh banyak orang cantik yang terkena budaya barat. Emang begitu kok, agaknya akan banyak wanita cantik yang bakalan terkena adzab Ilahi. Hiii, na’udzubillah min dzalik, ya?
Hakikat cantik yang sesungguhnya
Lengkap dengan software keindahannya. Namun terkadang, banyak wanita yang tidak memahami bagaimana memelihara kecantikan yang telah dikaruniakan, sehingga tidak sedikit di antara saudara-saudara kita yang terjurumus karena kecantikan.
Setiap wanita terlahir dengan segenap potensi keindahan yang melekat pada dirinya, tentu dengan kadar yang berbeda-beda. Setiap kadar potensi tersebut adalah amanah yang harus dijaga. Dan yang terpenting, bagaimana memaknai dan mengelola potensi yang ada.
Kecantikan, bukanlah semata tubuh dan wajah. Ada sebentuk kecantikan yang wajib dimilki wanita. Kecantikan yang pasti bisa diraih oleh semua wanita, jika ia ikhlas berusaha. Itulah kecantikan sejati yang merupakan kecantikan sesungguhnya. Apalah artinya keindahan rupa dan raga tanpa disertai kecantikan pekerti dan jiwa. Cantik jiwa dan raga, adalah kecantikan seutuhnya.
Kecantikan secara fisik seringkali menjadi standar penilaian seseorang. Padahal, hati dan amallah yang menjadi ukuran. Bentuk fisik seseorang tidak akan mempengaruhi nilai seseorang di sisi Allah. Maha suci Allah, yang tidak membeda-bedakan wujud ciptaan-Nya. Raga seseorang hanyalah media, yang hendaknya digunakan untuk melakukan ketaatan, dengan meluruskan hati dan jiwa, serta melaksanakan amal ibadah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar