Goresan Pena dikala kebosanan akan kesibukan dunia
Siang hari ketika akan sholat HP-ku berbunyi menandakan sms masuk, kubuka ternyata isinya “Ada acara apa HTI jadi Roya dan Liwa banyak di jalan?”
Hmm….jujur terkejut, karena perasaan tidak ada masyiroh hari ini apalagi didaerahku, awalnya kupikir si pengirim sms hanya bercanda, lalu kubuktikan dengan menyaksikan sendiri, ku keluar dari gang rumahku sekalian pergi untuk mengajar di jalan sebelah rumah. Wow… ternyata benar-benar ada toh,,, dari km 7 sampai bundaran sebelum bandara Syamsuddin Noor, Banjarbaru.
Sebenarnya ini biasa bagi orang lain, bahkan mungkin kebanyakan orang tidak perduli dengan Liwa dan Roya ini, tapi bagiku ini sangat luar bisa,menyaksikan liwa dan roya berjajar di sepanjang jalan. Daerah tempat tinggalku merupakan daerah perbatasan antara kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, bisa di dikatakan masih termasuk pinggiran kota walaupun sekarang sudah menjadi kelurahan, disini tidak pernah terjadi masyiroh dan jarang sekali ada pawai atau perayaan yang menarik perhatian orang banyak, oleh karena itu ku merasa takjub aja dengan hadirnya liwa dan roya yang berkibar di tengah jalan raya tersebut.
Ah, saking penasarannya kutanya deh musyrifahku, kok bisa ada liwa dan roya berjajar dijalan raya. Katanya ada konfrensi Muharram, pas ditanya lagi dimana konfrensinya, belum dibalas sampai sekarang. Aneh aja biasanya kalo ada acara besar ga mungkin didaerah sekitar rumahku dan bahkan tidak ada kabar tentang ada acara itu.
Tapi sudahlah, ketergila-gilaanku terhadap liwa dan royapun kuwujudkan dengan mendokumentasikannya(kan, jarang2 tu bendera berkibar dijalanan) dan lahirlah tulisan ini disela-sela kesibukkanku mengerjakan tugas menumpuk yang sangat membosankan…..
Hai kaum muslim, kalian adalah umat terbaik yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, ali imran:104 ini mendorongku untuk memperkenalkan kepada teman2 inilah liwa dan roya, bendera dan panji kaum muslim, bukan merah putih yang seyogyanya adalah bendera ashobiyah yang telah memisahkan kita kaum muslim sedunia menjadi lebih dari 50 negara kecil yang tidak berdaya disaat negeri2 kita dijajah, diadu domba, bahkan saudara2 kita dihinakan, dibunuh, dilecehkan dan dikoyak2 kehormatannya.
Ups, teman liwa dan roya bukanlah milik dari suatu ormas atau partai tertentu yah, tapi milik kita yang mengaku muslim.
Bendera dan panji Islam yang sekarang masih berkibar itu marilah kita jadikan sebagai pemacu semangat untuk terus berjuang menegakkan dien Islam, menjadi satu-satunya Ideologi dan aturan yang diterapkan oleh seluruh manusia dimuka bumi.
Selanjutnya mari kita bahas apa itu liwa dan Royyah
Tahukah Bahwa Islam Memiliki Bendera Sendiri ?
Apakah anda tahu bahwa Islam memiliki bendera yang khas? Ya, Islam merupakan dien yang lengkap yang mengatur segala aspek hidup salah satunya dalam masalah tata negara, termasuk pengaturan bendera. Bendera Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Bendera Rasulullah terdiri dari:
1. Al-liwa (bendera putih)
2. Ar-rayah (panji hitam)
Di dalam bahasa Arab, bendera dinamai dengan liwa (jamaknya adalah alwiyah). Sedangkan panji-panji perang dinamakan dengan rayah. Disebut juga dengan al-‘alam (1). Rayah adalah panji-panji yang diserahkan kepada pemimpin peperangan, dimana seluruh pasukan berperang di bawah naungannya. Sedangkan liwa adalah bendera yang menunjukan posisi pemimpin pasukan, dan ia akan dibawa mengikuti posisi pemimpin pasukan.
Liwa adalah al-‘alam (bendera) yang berukuran besar. Jadi, liwa adalah bendera Negara. Sedangkan rayah berbeda dengan al-‘alam. Rayah adalah bendera yang berukuran lebih kecil, yang diserahkan oleh khalifah atau wakilnya kepada pemimpin perang, serta komandan-komandan pasukan Islam lainnya. Rayah merupakan tanda yang menunjukan bahwa orang yang membawanya adalah pemimpin perang (2).
Liwa, (bendera negara) berwarna putih, sedangkan rayah (panji-panji perang) berwarna hitam. Banyak riwayat (hadist) warna liwa dan rayah, diantaranya :
Rayahnya (panji peperangan) Rasul SAW berwarna hitam, sedang benderanya (liwa-nya) berwarna putih (HR. Thabrani, Hakim, dan Ibnu Majah)
Meskipun terdapat juga hadist-hadist lain yang menggambarkan warna-warna lain untuk liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang), akan tetapi sebagian besar ahli hadits meriwayatkan warna liwa dengan warna putih, dan rayah dengan warna hitam.
Tidak terdapat keterangan (teks nash) yang menjelaskan ukuran bendera dan panji-panji Islam di masa Rasulullah SAW, tetapi terdapat keterangan tentang bentuknya, yaitu persegi empat.
Panji Rasulullah saw berwarna hitam, berbentuk segi empat dan terbuat dari kain wol (HR. Tirmidzi)
Al-Kittani (3) mengetengahkan sebuah hadist yang menyebutkan :
Rasulullah saw telah menyerahkan kepada Ali sebuah panji berwarna putih, yang ukurannya sehasta kali sehasta.
Pada liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang) terdapat tulisan Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah. Pada liwa yang berwarna dasar putih, tulisan itu berwarna hitam. Sedangkan pada rayah yang berwarna dasar hitam, tulisannya berwarna putih. Hal ini dijelaskan oleh Al-Kittani (4), yang berkata bahwa hadist-hadist tersebut (yang menjelaskan tentang tulisan pada liwa dan rayah) terdapat di dalam Musnad Imam Ahmad dan Tirmidzi, melalui jalur Ibnu Abbas. Imam Thabrani meriwayatkannya melalui jalur Buraidah al-Aslami, sedangkan Ibnu ‘Adi melalui jalur Abu Hurairah.
Begitu juga Hadist-hadist yang menunjukan adanya lafadz Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah , pada bendera dan panji-panji perang, terdapat pada kitab Fathul Bari (5).
Berdasarkan paparan tersebut diatas, bendera Islam (liwa) di masa Rasulullah saw adalah berwarna putih, berbentuk segi empat dan di dalamnya terdapat tulisan Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah dengan warna hitam. Dan panji-panji perang (rayah) di masa Rasulullah saw berwarna dasar hitam, berbentuk persegi empat, dengan tulisan di dalamnya Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah berwarna putih.
Bendera inilah yang akan membebaskan negeri negeri Islam dari penjajahan AS di Iraq, Afgahanistan, dll serta penjajahan Zionis Yahudi di Palestina. Akan mempersatukan Ummat dalam Negara Khilafah dan membebaskan mesjidil Aqsha, dan akan menjadi bendera Negara Khilafah yang di Janjikan oleh Rasulullah, Insya Allah
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
2 komentar:
sayangnya, ana melewatkannya. pesawat penerbangan sby-bjm ana delay pas berkibarnya 2 bendera ini. jd pas pulang, ga liat deh...T.T
makanya ana berusaha agar anti dpt melihatnya dengan deskripsi gmbr dan tulisan walaupun dengan kamera seadanya dan hasil yang secukupnya whahaha.....
Posting Komentar