Dahulu saat kita masih kecil, kita suka sekali berkhayal dan bermimpi akan sesuatu yang diluar dari akal hingga yang masuk akal kita. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya, mungkin karena pengaruh lingkungan dan tayangan dari televisi atau media lainnya, yang membuat kita sering berpikir tentang sesatu yang mustahil atau bahkan yang bersifat khayalan. Sebut saja, mungkin bagi anak perempuan, daya khayalnya luar biasa, mulai dari menjadi ibu rumah tangga, wanita karir, hingga menjadi putri bak Cinderella mendapatkan pangeran yang sering menjadi bacaan anak-anak.
Tapi ketika telah dewasa kita mulai berpikir logis, real, dan selalu melihat segi manfaat dan efek dari perbuatan, di mana itu tergantung bagaimana arah pola pikir kita.
Nah, mencoba menguraikan satu persatu, di mana kalau kita berbica soal pola pikir, maka kita akan dipengaruhi oleh pemikiran dan pemahaman kita tentang kehidupan, bagaimana kita memandang hidup, asal muasal, hingga tujuan hidup kita itu sendiri. Dan pemikiran itu sangat dipengaruhi oleh keyakinan yang kita pegang, yang biasa disebut orang sebagai aqidah. Di mana apabila aqidah seseorang itu benar dan memenuhi persyaratan aqidah yang benar ( sesuai fitrah manusia, memuaskan akal, dan menentramkan jiwa) maka ia akan mengetahui apa ideologinya ( cara pandang hidup sesuai akidah). Dengan memiliki ideologi yang benar tentu akan bersandarkan pada aqidah yang benar pula. Kita akan mudah memahami segala aturan dan mempunyai standar aturan yang jelas sesuai akidah dalam berbuat dan bertindak.
Kembali pada paragraf pertama menganai khayalan, dongeng, impian, dan cita-cita. Empat poin yang saya sebutkan tadi, sebenarnya berbeda, dan dilontarkan oleh orang-orang yang berbeda. Ketika saya mengatakan sedang menunggu sebuah negeri yang tidak hanya menawarkan keberkahan tapi juga kesejahteraan pada rakyatnya, di mana bagi sebagian besar orang itu hanya impian semu, khayalan, dongeng masa lalu tapi ada juga yang mengatakan banwa itu adalah cita-cita yang besar. Iya, memang khayalan bagi orang-orang yang hanya bisa berkhayal, memang dongeng bagi orang-orang yang tidak mendalami sejarah, memang impian semu bagi yang tidak berani bermimpi, tapi bagiku dan kawan-kawan seperjuanganku ini adalah sebuah cita-cita besar, keniscayaan, sunnatullah, dan janji Allah yang pasti benar kan kedatangannya, sebuah negeri penuh dengan berkah, kemenangan, kesejahteraan, dan kekuatan yang berdasarkan aqidah yang benar yaitu bukan sekedar negeri dongeng tapi negeri yang akan segera hadir yaitu, Daulah Khilafah Rasyidah.
Awal mula Negeri ini terpikirkan ketika saya memahami bagaimana kondisi negeri kita yang sekarang ini tidak hanya menyedihkan, tapi juga berantakan. Negeri kita yang mayoritas muslim ini ternyata mengalami sakit yang teramat parah, dari segala lini kehidupan kita tidak menemukan yang namanya kesejahteraan. Dari segi ekonomi, kemiskinan masih menjadi juara. Kita terlampau sering mendengar banyaknya bayi yang mengalami gizi buruk akibat kemiskinan, jurang yang terlampau jauh antar kaya dan miskin, episode demi episode rebutan zakat yang membawa kematian, wong cilik yang dipenjara hanya akibat maling kakao, semangka hingga ada yang mati hanya gara-gara maling ayam. Padahal kalau berpikir lebih jauh tentu kita semua masih ingat bagaimana banyaknya para koruptor yanga masih melanglang buana hingga singapura, sejumlah konglomerat yang masuk sebagai orang-orang terkaya didunia, pejabat yang menghabiskan dana untuk plesiran, atau APBN yang habis untuk gaji pejabat, renovasi gedung sebagai pemuas penguasa dan pejabat yang tidak kalah tinggi dengan Negara maju sekalipun.
Dari segi politik dan hukum, kita selalu disuguhi tontonan “gratis” dengan memperlihatkan betapa banyaknya kecurangan-kecurangan pelaku politik untuk mendapatkan suara agar dapat duduk diparlemen, dana yang habis untuk pemilu yang tidak pernah memuaskan rakyat, penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri, penjustifikasian terhadap lawan politik yang berbeda ideologi dan kepentingan, serta segala macam masalah teknis lainnya yang tak akan pernah benar selama akar permasalahannya bukanlah bersandarkan pada kebenaran yang hakiki. Sebuah kekeliruan ketika mengatakan, bahwa sistem demokrasi yang sekarang telah menjadi sistem pemerintahan alternatif terakhir dari sistem yang dianut negeri ini. Karena sistem ini tidak hanya menawarkan kepahitan kepada rakyatnya, tetapi juga telah lancang memarjinalkan Tuhan sebagai Pengatur makhluknya. Sebuah sistem yang benar tentu memiliki aqidah yang benar yaitu sebuah sistem yang tidak menafikkan sang Pencipta sebagai Sang Pengatur, di mana sudah menjadi fitrah kalau manusia lemah dan terbatas, dan ia tidak tahu apa yang terbaik untuknya, sedang Allah Maha tahu apa yang terbaik bagi makhlukNya.
Dari segi hukum, tentu sudah kenyang kita dengan banyaknya tindakan kriminal yang berasal dari tayangan media maupun yang kita temui di kehidupan kita sendiri, setiap detik selalu ada kasus dari pembunuhan, pencurian, penipuan, tindakan asusila, dan lainnya. Kemudian sanksi-sanksi yang diberikan tidak membuat mereka jera bahkan membuat mereka semakin beringas. Bagi kalangan berduit hukum bahkan bisa diperjualbelikan. Ini membuktikan betapa lemahnya sistem hukum “buatan tangan” manusia. Berbeda halnya dengan aturan dari Sang Pencipta, yang mana sanksi hukum memiliki dua fungsi yaitu tidak hanya sebagai pencegah dari pengulangan pelanggaran tapi juga sebagai penebus dosa umatnya hingga berkurang dosanya dan siksanya di akhirat kelak.
Dari segi sosial budaya, ternyata ini tidak kalah ambruknya. Menurut beberapa informasi dari talk show, seminar, kuliah dan forum diskusi saya mendengar bahwa ternyata Indonesia termasuk tiga besar Negara terporno sedunia, ini diakibatkan mudahnya pengaksesan informasi audio visual dari teknologi informasi melalui internet. Akibatnya, remaja-remaja negeri ini seolah tersihir dengan krisis moral berselimutkan kemodernan.
Semakin jauh dan mendalam saya melihat negeri ini maka semakin miris rasanya untuk menatapnya, sehingga terpikirkan, adakah pintu keluar dari segala permasalahan yang tidak pernah berujung ini. Solusi demi solusi pun bermunculan hingga akhirnya solusi tersebut hanya berujung pada permasalahan yang baru lagi. Kemudian, saya berpikir, mungkinkah ada sebuah negeri yang makmur dan penuh kebahagiaan layaknya dongeng 1001 malam, rakyatnya tidak ada yang kelaparan dan semua berakhir dengan kebahagiaan?
Jadi wajarlah bila saya bermimpi untuk melihat sebuah negeri yang walau etnis, bahasa, agama, adat, budaya dan pemikiran berbeda tapi tetap damai karena bersatu dalam satu tatanan kepemimpinan dan satu ideologi yang benar. Dan telah terbukti hanyalah negeri dan peradaban Islam yang bisa.
Will Durant dalam bukunya Kisah Peradaban menggambarkan banyaknya keunggulan peradaban Islam dalam Daulah Islam yang telah diakui dunia; Tentang peleburan masyarakat untuk patuh terhadap satu aturan yang benar, sehinng terciptanya masyarakat yang Islami : “Orang-orang non-muslim seiring berjalannya waktu telah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasanya, padahal mereka bukan bangsa Arab, lalu berujung dengan dengan ketundukan mereka kepada syariat al Qur’an dan memeluk Islam”.
“Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari China, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menghiasai akhlaknya, mempola kehidupannya dan membangkitkan harapan ditengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka, sehingga jumlah orang yang memeluknya dan berpegang teguh kepadanya pada saat ini sekitar 350 juta jiwa (namun sekarang telah lebih satu milyar orang). Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hatinya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik diantara mereka”
Keunggulan dari bidang ekonomi:
“Pada masa pemerintahan Abdurrahman ketiga diperoleh pendapatan sebesar 12.045.000 dinar emas, dan diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintah negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri dan pesatnya aktivitas perdagangan”
“Andalus belum pernah mengalami kesejahteraan sepanjang sejarahnya dibawah pemerintahan yang bijaksana lagi adil, seperti yang mereka nikmati pada hari-hari dibawah kekuasaan para penakluk bangsa Arab”.
Keunggulan dari seni budaya, arsitektur dan ilmu pengetahuan:
“Daerah-daerah yang terletak antara Bukhara dan Samarkand sepanjang abad kesepuluh dianggap sebagai “Salah Satu surga Dunia yang Empat”, tiga lainnya adalah Persia selatan. Irak,Selatan, dan daerah pedalaman di Damaskus, Syam”
“Negeri-negeri Asia Barat dibawah pemerintahan kaum muslim telah mencapai tingkat kemajuan industry dan pertanian yang tidak pernah diraih oleh negeri-negeri Eropa sebelum abad keenam belas”
“Kaum muslim telah lebih dulu menggunakan delapan penunjuk arah (mata angin) yang merupakan metode pembahasan ilmiah yang benar, yang membentangkan jalan dihadapan barat untuk mengetahui berbagai rahasia alam serta menguasainya saat ini”.
Dari segi Kesehatan:
“ Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam melayani orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan tanpa harus dibeli. Para sejarawan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernag padam selama 267 tahun”
Dari segi keadilan, negeri Islam memeperlakukan hamba sahaya dengan baik:
“Sudah biasa memperlakukan hamba sahayanya dengan baik hingga batas kedudukan yang tidak lebih buruk daripada kedudukan seorang buruh dipabrik-pabrik Eropa pada abad kesembilan belas, bahkan sangat mungkin keadaannya lebih baik daripada buruh tersebut. Hal itu karena dia (hamba sahaya) telah melayani kehidupannya sepenuh jiwanya”
Dan beginilah Islam menjaga kehormatan wanita seperti yang digambarkan dari Sirah Nabawiyah dibawah ini:
“ Ketika seorang wanita muslimah datang dengan memakai jilbab hendak berjualan di pasar Bani qainuqa’, dia duduk didekat tukang emas. Selanjutnya kaum mereka mulai berbuat kurang ajar, mereka ingin wanita itu membuka kain yang menutupi wajahnya, namun wanita itu menolak. Lalu tukang emas itu mendekati ujung baju wanita itu, kemudian mengikatnya pada punggungnya, sehingga ketika berdiri, terbukalah aurat wanita itu. Melihat itu, merekapun tertawa. Karena telah berhasil menjahili muslimah tersebut, datanglah seorang muslim yang menolongnya dengan membunuh Yahudi tersebut. Dan akhirnya perangpun pecah. Dan Nabi pun akhirnya memerangi kaum Yahudi tersebut.
Pada masa kekhilafahan al-Mu’tashim terjadi penaklukan kota Amuriyah pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Di ceritakan, bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang Raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa, lalu berteriak, “Wahai Mu’tashim!” Raja Romawi pun berkata kepadanya” tidak ada yang membebaskanmu, kecuali menaiki beberapa balaq ( kuda yang mempunyai warna hitam-putih).” Jeritan itupun sampai kepada khalifah Mu’tashim lalu dia mengomando pasukannya untuk mengendarai kuda balaq. Diapun keluar memimpin didepan pasukannya, dengan 4000 balaq, tiba di Amuriyah dan menaklukkannya. Dia membebaskan wanita mulia tersebut, dan berkata, “Jadilah saksi untukku di depan kakekmu ( Nabi Muhammad SAW), bahwa aku telah datang untuk membebaskanmu dengan memimpin pasukanmu dengan 4000 balaq.” (Al Qasyandi, Ma’atsiru al-Inafah)
Keunggulan-keunggulan sejarah diatas hanyalah segelintir fakta yang bisa tertulis di sini, dan jika kita benar-benar mendalami sejarah maka kita akan yakin bahwa Negara Islam itu bukanlah dongeng semata tapi memang merupakan fakta sejarah yang telah membuktikan Islam pernah Berjaya dimuka bumi. Bukti Sejarah dari sebuah negeri yang saya kira khayalan tapi nyata dan pernah ada selama 12 abad dan menguasai 2/3 dunia. Peradaban Islam. Dimulainya dengan kedatangan seorang Rasululllah, Muhammad saw yang mengubah bangsa Arab secara keseluruhan dari taraf berpikir yang rendah hingga menjadi bangsa yang berpikir cemerlang yang mampu membawa Islam keseluruh pelosok dunia. Bukan hal yang tidak mungkin peradaban ini kembali lagi Berjaya, karena tidak adanyaa lagi sebuah solusi dan peradaban yang mampu mempersatukan perbedaan dalam satu kepemimpinan yang mana umatnya adalah umat yang terbaik dan unggul dalam segala bidang.
Dan saya pikir ini bukan hanya romantisme sejarah, tetapi, kekuatan ini akan kembali jaya seperti janji Allah (An-Nur 55) dan hadist Rasul bahwa akan kembali umat Islam menguasai dunia dengan Daulah Khilafah Rasyidah. Tidak hanya bersandarkan pada surver-survey, data-data intelijen, atau perlunya alternatif sistem baru yang mampu menyelesaikan permasalahan dunia saat ini. Namun lebih daripada itu daulah memang merupakan sebuah kewajiban untuk menegakkannya agar syariah Islam yang selama ini dilupakan bisa diterapkan kembali. Allah berfirman: “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS.Al A’raf:96)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar