Deklarasi Intelektual Pembebasan Generasi
Kami Intelektual Muslimah Indonesia Menyatakan :
1. Prihatin terhadap keterpurukan generasi muda penerus kepemimpinan bangsa, dimana bangsa ini telah kehilangan generasinya yang berkualitas secara sistemik. Krisis integritas generasi telah terjadi di semua level; level akar rumput banyak terjadi tawuran dan pergaulan bebas yang dilakukan pelajar bahkan mahasiswa, di level menengah terjadi degradasi pergerakan mahasiswa yang kritis, cerdas, dan pro rakyat. Sementara di level elit, bermunculan pemimpin-pemimpin muda tanpa integritas pada pentas politik kenegaraan.
2. Penyelesaian permasalahan generasi tidak bisa diserahkan kepada bidang pendidikan saja. Mengingat pendidikan tidak bisa dilepaskan dari aturan perundang-undangan yang lahir dari sistem politik dan kualitas pendidikan tidak pernah terlepas dari kemampuan pembiayaan pendidikan yang ditentukan oleh pengelolaan sistem ekonomi.
3. Solusi masalah generasi membutuhkan arus perubahan sistemik; melalui rancangan perubahan politik dan ekonomi yang menyeluruh, penerapan sistem pendidikan yang lurus untuk mencetak kepribadian generasi, kemudian mewujudkan lingkungan masyarakat yang sehat dan beradab, serta penegakkan sanksi hukum sebagai upaya kuratif untuk melahirkan generasi cemerlang.
4. Sistem satu-satunya yang mendukung terwujudkan generasi cemerlang hanyalah sistem Islam yang berasal dari Allah Azza wa Jalla Dzat Yang Maha Mengetahui aturan yang baik bagi makhlukNya. Sistem Islam itu adalah sistem Khilafah Islamiyyah.
5. Menyerukan kepada semua komponen bangsa khususnya para intelektual di semua bidang untuk menyelamatkan generasi muda penerus dengan berjuang bersama bahu membahu mewujudkan Khilafah Islamiyyah ‘ala minhajin nubuwwah.
Untuk itu kami Intelektual Muslimah Indonesia Bertekad Untuk :
1. Menjadi intelektual muslimah yang berperan sebagai Ibu generasi, pendidik umat dan konstruktor peradaban.
2. Menjadikan Tsaqofah Islam sebagai sumber mata air utama referensi keilmuan, karena Islam adalah jalan baru bagi intelektual yang akan menjamin masa depan generasi.
3. Mengerahkan seluruh potensi intelektual dalam rangka berjuang demi tegaknya kembali Syariah dan Khilafah.
4. Berdiri di garda terdepan untuk membebaskan generasi dari belenggu Kapitalisme dengan bergabung dalam kelompok dakwah visioner, yang berlandaskan metode dakwah Rasulullah SAW demi mewujudkan Indonesia Besar, Kuat dan Terdepan dalam naungan Khilafah Islamiyah.
#The Conference of Intellectual Muslim Women for The NationMasih ingatkah dengan aksi besar-besaran dari sekelompok mahasiswa, organisasi pergerakan pemuda, dan ormas yang ramai melakukan aksi penolakan penarikan subsisdi BBM oleh pemerintah menjelang 1 April kemarin?
#Khilafah : a New Path to Generate Shining Generation
Tentu kita tidak lupa, karena media massa elektronik maupun cetak berlomba memberitakan bagaimana Istana kepresidenan selalu menjadi ajang demo, protes dan aksi brutal sekelompok orang mulai dari yang sopan hingga bakar-bakaran, termasuk didalamnya mahasiswa. Bahkan mereka beramai-ramai mengawal DPR dalam memutuskan apakah kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM akan dilaksanakan 1 April kemarin atau tidak. Hingga akhirnya kenaikan harga BBM pun ditunda kenaikannya.
Terlepas dari hal itu, kita melihat bagaimana peran mahasiswa/pemuda memiliki peran yang penting dalam kebijakan pemerintah dan juga perubahan. Artinya mahasiswa harus memiliki misi perubahan yang benar agar bisa membangkitkan umat dan negaranya menjadi mercusuar dunia.
Mahasiswa merupakan ujung tombak revolusi sekaligus sosok pejuang sejati. Ditangan pemuda lah akan terjadi perubahan akan kebangkitan, baik pada masyarakat, negara bahkan peradaban sekalipun. Pemuda memiliki posisi yang sangat berperan penting akan sebuah bangsa. Ditangan pemudalah maju mundurnya masa depan bangsa dan Negara melalui karya-karyanya.
Selain dari aksi mahasiswa di atas peran pemuda khususnya mahasiswa bisa kita lihat dari momen-momen sejarah, mulai dari perjuangan para pahlawan nasional, kongres sumpah pemuda, penggagas-penggagas kemerdekaan, pendiri bangsa, tumbangnya orde baru, hingga revolusi Arab yang beberapa tahun kemaren menghiasi layar TV kita, semuanya terdiri dari Pemuda yang kebanyakan adalah mahasiswa.
Pemuda yang diwakili oleh mahasiswa bertanggung jawab dalam kontrol sosial dan terjun dalam perubahan sebuah bangsa. Mahasiswa harus memilki daya pikir yang lebih dari masyarakat awam lainnya, peka akan segala kondisi, kritis terhadap segala permasalahan, kemudian mampu memberikan solusi cerdas untuk umat manusia.
Di era globalisasi saat ini, pemuda atau mahasiswa sedang terpuruk karena diserang dengan berbagai badai sistematik mulai dari tataran kehidupan sekularistik, sistem sosial individualis dan materialistis, kebudayaan hedonis, ekonomi kapitalistik, dan politik yang hipokrit serta oportunistik. Permasalahan-permasalah yang tidak hanya menimpa masyarakat inipun serta merta membuat pola pikir mahasiswa menjadi pragmatis.
Hal ini membuat mahasiswa berpikir perubahan yang bisa dilakukan hanya pada tahap reformasi (perbaikan) bukan lagi perubahan secara mendasar atau revolusi. Mahasiswa hanya mampu memberikan pergantian rezim tapi tak sekaligus mengubah sistem yang ada. Sebagian besar mahasiswa masih terbius dengan “cerita-cerita” demokrasi yang indah. Dimana kebebasan berpendapat, kemakmuran dan kesejahteraan seperti “dunia barat”, pendidikan yang layak, dan sejumlah cerita bohong demokrasi menjadi impian.
Padahal kalau kita berpikir secara mendalam, melihat fakta reformasi yang sudah berkisar 13 tahun dinegeri ini pasca runtuhnya rezim orde baru telah terbukti gagal total, karena pergantian rezim tak menghasilkan perubahan yang lebih baik, sehingga solusi terakhir yang terbaik adalah revolusi atau pergantian sistem.
Pertanyaannya sekarang, sistem apakah yang terbaik untuk negeri dan bangsa ini? tentu saja sebuah sistem yang benar, memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia, menentramkan jiwa serta terbukti secara empiris bisa mensejahterakan umat selama berabad-abad. Islam dengan sistem dari Sang Maha Sempurna.
Ditangan para pemuda dan sistem Islamlah terjadi perubahan secara mendasar, bangsa Arab jahiliyah mampu menjadi sebuah negeri dan pencetus peradaban baru, bahkan mampu memarjinalkan 2 peradaban besar saat itu, Romawi dan Persia. Kemudian berkembang menjadi sebuah Negara adidaya yang mengukir peradaban emas selama 13 abad di dua pertiga dunia. Menghasilkan pemuda-pemuda tangguh, cerdas dan berakhlak mulia semacam Ali bin abi thalib, Umar bin khatab, Ustman bin Affan, Abu Bakar, Thariq bin Ziyad, Muhammad al Fatih, Umar bin Abdul aziz, dan banyak lagi rentetan nama para pemuda dan pejuang sejati untuk umat seluruh alam.
Bagaimana pemuda Indonesia seharusnya?
Telah kita ketahui pemuda sekarang kebanyakan telah tumpul semangat untuk berkarya dan melakukan perubahan akibat badai sistematik yang melanda mereka di era globalisasi saat ini, hanya melahirkan pemuda yang bergelut dengan keindividualisan, kehedonisan, dan kepragmatisan dalam memberikan kontribusi negeri ini. Maka awal tahun 2000, lahirlah Gema Pembebasan dan Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) sebagai respon keprihatinan mahasiswa terhadap bangsa dan negeri kita yang tercinta ini. Mereka berpendapat bahwa reformasi tak mampu melakukan perubahan yang berarti, dengan semangat keimanan mereka mencetuskan sebuah ide baru sebagai solusi terbaik bangsa ini. Dengan menghapus paradigma berpikir bahwa perubahan saat ini bukan hanya sekedar melanjutkan reformasi ala demokrasi, tetapi dengan mengganti ketidakberdayaan demokrasi dengan Islam ideologis. Tahun 2009, BKLDK pertama kali mengadakan pertemuan besar yang dihadiri 5000 lebih mahasiswa berikrar untuk menyuarakan dan memperjuangkan penegakan Syariah dan Khilafah, dan terakhir 1500 intelektual Muslimah di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2012 yang terdiri dari Dosen dan Aktivis mahasiswa seluruh Indonesia berkumpul dan bertekad untuk mengerahkan segala keintelektualitasan mereka untuk merubah peradaban dan membebaskan generasi dari keterpurukan dengan kembali kepada sitem yang haq, syariah dan Khilafah Islami. Inilah bagian langkah awal para mahasiswa ideologis dalam melakukan perubahan hakiki untuk Indonesia yang lebih baik.
Untuk itulah kita mahasiswa yang merupakan pemuda harus sudah dapat memproyeksikan masa depan gemilang bersama Islam, meninggalkan reformasi demokrasi yang telah gagal dan saatnyalah menyatukan langkah memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah sebagai solusi perubahan yang hakiki dengan segala pengorbanan hanya berharap keridhoan Allah SWT.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar